SELAMAT DATANG DI MY BLOG

SELAMAT DATANG

Selasa, 05 Oktober 2010

BARBAGAI KUMPULAN ASKEP KMB,KELUARGA,GERONTI,ANAK,LEAFLET PENYULUHAN,SAP,maternitas.

Jika menginginkan silahkan kirim pesan ke facebook bloger atau komen di blog ini.. karena bloger lum sempat memasukkan semua data.. hanya beberapa contoh saja bloger bisa tampilkan..
terima kasih....

KEPERAWATAN JIWA

  1. ISOS
  2. HDR
  3. DEFISIT PERAWATAN DIRI
  4. PRILAKU KEKERASAN
  5. HALUSINASI
  6. WAHAM
  7. TAK

Soft copy askep di OK (kamar operasi)

  1. APP ( appendiks )
  2. KET
  3. TIBIA FIBULA
  4. FRAKTUR FEMUR
  5. PRESBO
  6. HERNIA
  7. KATARAK
  8. ABSES PAYUDARA
  9. SC (CPD)
  10. BPH REPAIR
  11. POSTERM
  12. CA SERVIKS
  13. POST SC
  14. CA MAMAE
  15. BPH
  16. PERIOPERATIF MOLAHIDATIDOSA

my photo

SOFT COPY KUMPULAN KTI



  1. Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Diabetes Melitus Di Posyandu Asoka Di Wilayah Kerja   Puskesmas Sei Jang Tahun 2010”
  2. Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas 5 dan 6 Tentang Menarche di SDN 011 Kecamatan Tanjungpinang Barat
  3. Gambaran Pengetahuan Tentang Keputihan Pada Remaja Putri Kelas X dan  XI di SMA Negeri 4 Tanjungpinang.
  4. Gambaran Tingkat Kepuasan Orang tua Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Perawatan di IRNA Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2010
  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok siswa di SMA Negeri 1 Tanjungpinang.
  6. Gambaran Pengetahuan Lansia Terhadap Penyakit Hipertensi di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Sei Jang
  7. Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah Tentang Gigi Berlubang Di RW III Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur Tahun 2010
  8. Gambaran Pengetahuan Tentang Penyakit Ispa pada Ibu yang Memiliki Balita di Kampung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur 
  9. Gambaran pengetahuan lansia tentang  penyakit hipertensi di Posyandu Pepaya wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang
  10. Gambaran Pengetahuan Murid SD Kelas II Tentang Karies Gigi Di SD Maitreya Kacamatan Bukit Bestari Tanjungpinang Tahun 2010 
  11. gambaran pengetahuan Ibu yang mempunyai balita tentang gizi kurang dan gizi buruk di Posyandu Kijang Permai Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur
  12. Gambaran pengetahuan Ibu hamil tentang kolostrum di Puskesmas Batu X Kecamatan Tanjungpinang Timur tahun 2010
  13. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Kurang dan Gizi Buruk Pada Balita (0 – 59 bulan) di Posyandu Kelurahan Kemboja Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungpinang.
  14. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMK Negeri 3 Tanjungpinang Tentang Bahaya Merokok Bagi Perokok Pasif Tahun 2010
  15. Gambaran Pengatahuan Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis Tentang Autis Di Sekolah Dasar Luar Biasa KM VII Kota Tanjungpinang Tahun 2010
  16. Gambaran Karakteristik Balita Penderita ISPA Berdasarkan Faktor Instrinsik di Puskesmas Tanjungpinang Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2010
  17. Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Siswa/I Kelas X dan XI Di SMUN 4 Tanjungpinang?
  18. Sikap Mahasiswi Tentang Kesehatan Reproduksi di Asrama Putri Politeknik Kesehatan  Riau Tanjungpinang 
  19. Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VII dan Kelas VIII Tentang Dismenore Di SMP N 7 Tanjungpinang Tahun 2010
  20. Gambaran Pengetahuan Lansia Terhadap Penyakit Hipertensi Di Posyandu Garuda Wilayah Kerja Puskesmas Sei Jang Kec. Bukit Bestari Tanjungpinang.
  21. Gambaran Pengetahuan Siswa – Siswi Kelas X dan XI SMAN 4 Tanjungpinang Tentang Appendisitis Tahun 2010
  22. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Yang Benar Di Irna Cempaka RSUD Tanjungpinang
  23. APAKAH ADA PERBEDAAN PERUBAHAN POLA MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPOPROVERA DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM DI KELURAHAN TANJUNGPINANG BARAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGPINANG BULAN MEI TAHUN 2010
  24. Gambaran pengetahuan Perawat Tentang Gangguan Kecemasan Pada Klien Di Irna Bougenvile RSUD Tanjungpinang 2010
  25. Gambaran Sikap Perawat Dalam Penatalaksanaan Perawatan Bayi Prematur Di IRNA Anggrek RSUD  Kota Tanjungpinang Tahun 2010
  26. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Yang Berkunjung Di Puskesmas Batu 10 Tentang DBD Tahun 2010
  27. Apakah ada hubungan antara stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Politeknik Kesehatan Riau Prodi Keperawatan Tanjungpinang 
  28. Gambaran pengetahuan tentang TB paru pada penderita dan keluarganya di Kampung Kolong Enam wilayah kerja Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010 
  29. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Ynag Benar Di Irna Cempaka RSUD Tanjungpinang

stroke




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Penyakit stroke merupakan masalah diseluruh dunia. Penyakit stroke merupakan urutan ke tiga yang menyebabkan kematian. Selain itu stroke merupakan invaliditas cacat ( perbandingan angka kematian berkembang dengan Negara maaju adalah 5 : 1, tercatat lebih dari 15 juta orang orang menderita stroke non fatal. Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke.peningkatan terjadi diwilayah berkembang, terutama diwilayah fasifik. Diindonesia terjadi sekitar 800-1000 kasus stroke setiap tahunnya.
Orang yang bertahan hidup dari serangan stroke memiliki resiko besar kembali terkena stroke atau serangan jantung. Memang banyak orang takut terhadap serangan stroke berikutnya karena mereka menganggap bahwa stroke yang membuat cacat adalah sebuah nasib yang mengerikan disbanding kematian.
Stroke merupakan tantangan yang luar biasa besar bagi masyarakat karena jumlah orang yang terkena kemungkinan akan sangat meningkat dalam waktu dekat.resiko terkena stroke meningkat seiring usia, dan populasi kita secara progresif menjadi lebih tua. Telah diadakan berbagai kompanye kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk mendidik penduduk secara umum mengenai meningkatnya resiko stroke akibat tekana darah tinggi, merokok, diabetes, dan fibrasi atrium. Penurunan insidensi faktor resiko ini, dengan sedikit modikasi gaya hidup, dapat memberikan dampak substansial pada pencegahan stroke dalam masyarakat. Kita dianjurkan untuk memeriksa makanan, gaya hidup, kecepatan denyut jantung, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah, mengontrol dan memantaunya dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan terhadap berbagai aset yang bernilai seperti mobil, yang diperiksa dan “diservis”secara berkala.
B.   TUJUAN
a.      TUJUAN UMUM
Untuk menambah wawasan dan pola pikir mahasiswa tentang Askep KGD tentang stroke.
b.      TUJUAN KHUSUS
1.      Untuk mengetahui pengertian stroke
2.      Untuk mengetahui etiologi stroke
3.      Untuk mengetahui patofisiologi stroke
4.      Untuk mengetahui tanda dan gejala stroke
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan stroke


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    PENGERTIAN
Menurut WHO (1997) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Menurut Sylvia A. Price (1995) pengertian dari stroke adalah suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisma dan kelainan perkembangan.
Menurut Susan Martyn Tucker (1996), definisi Stroke adalah awitan defisit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah serebral yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah karena embolisme, trombosis, atau hemoragi, yang mengakibatkan iskemia otak.
Dari beberapa pendapat tentang stroke diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya           secara            mendadak.
Stroke dibagi menjadi dua :
a.      Stroke Non Haemoragic
Yaitu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia. Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu      stroke  embolik           dan      stroke  trombotik.


b.      Stroke Haemoragic
Yaitu suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk.


B.   ETIOLOGI
Penyebab terjadinya stroke adalah :
a. Stroke Non Haemoragik
1).Trombosis
Trombosis merupakan penyebab stroke paling sering. Trombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh para ahli patologi. Biasanya ada kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis.

2).Embolus
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dan merupakan 5-15% dari berbagai penyebab utama stroke. Dari penelitian epidemiologi (community based) didapatkan bahwa sekitar 50% dari semua serangan iskemia otak, apakah yang permanen atau yang transien, diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang; dan sekitar 25% disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di intra cranial dan 20% oleh emboli dari jantung (Lumbantobing, 2001). Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu thrombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit    jantung.

b. Stroke Haemoragik
Stroke haemoragik disebabkan oleh perdarahan kedalam jaringan otak ( disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum ) atau kedalam ruang subaranoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak ( disebut hemoragia subaranoid ). Ini adalah jenis struk yang paling mematikan , tetapi relative hanya menyusun dari sebagian kecil dari stroke total : 10-15 % untuk perdarahan intra serebrum dan sekitar 5 % untuk perdarahan sebaraknoid.

1). Perdarahan serebri
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus gangguan pembuluh darah otak dan merupakan persepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri.

2). Pecahnya aneurisma
Pecahnya sebuah aneurisme merupakan penyebab tersering perdarahan subaraknoid. Pada perdarahan subaraknoid, darah didorong kedalam ruang subaraknoit yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada awalnya tidak berpengaruh, tapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah maka penderita biasanya masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan mengalami perdarahan ulang (Sylvia A. Price, 1995)

3). Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan).
- Trombosis sinus dura
- Diseksi arteri karotis atau vertebralis
- Vaskulitis sistem saraf pusat
- Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)
- Migran
- Kondisi hyperkoagulasi
- Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin)
- Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau leukemia)
- Miksoma atrium.

Faktor Resiko :
- Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot untuk homosistinuria.
- Yang dapat diubah : hypertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan obat dan alcohol.
C.   PATOFISIOLOGI

Arterisklerotik             Penyakit Jantung

                             Trombus                           Ruptur arteri serebra

                                    Emboli                              Perdarahan intrakarnial

                                    Arteri tersumbat                Ekstrasasi darah dari otak

            NH                                          H                Jaringan tertekan/tergeser

Aliran darah berkurang                                          Vasopasme arteri


Hipoksia jaringan otak                                           

Atropi              Nekrosis                                     STROKE

Gangguan sirkulasi otak


D.   TANDA DAN GEJALA
a. Vertebro basilaris, sirkulasi posterior, manifestasi biasanya bilateral :
- Kelemahan salah satu dari empat anggota gerak tubuh
- Peningkatan refleks tendon
- Ataksia
- Tanda babinski
- Tanda-tanda serebral
- Disfagia
- Disartria
- Sincope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.
- Gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralysis satu mata).
- Muka terasa baal.

b. Arteri Karotis Interna
- Kebutaan Monokular disebabkan karena insufisiensi aliran darah arteri ke retina
- Terasa baal pada ekstremitas atas dan juga mungkin menyerang wajah.

c. Arteri Serebri Anterior
- Gejala paling primer adalah kebingungan
- Rasa kontralateral lebih besar pada tungkai
- Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang
- Timbul gerakan volunter pada tungkai terganggu
- Gangguan sensorik kontra lateral
- Dimensi reflek mencengkeram dan refleks patologis

d. Arteri Serebri Posterior
- Koma
- Hemiparesis kontralateral
- Afasia visual atau buta kata (aleksia)
- Kelumpuhan saraf kranial ketiga – hemianopsia, koreo – athetosis

e. Arteri Serebri Media
- Mono paresis atau hemiparesis kontra lateral (biasanya mengenai lengan)
- Kadang-kadang heminopsia kontralateral (kebutaan)
- Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena)
- Gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi
- Disfagia


E. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan umum 5 B dengan penurunan kesadaran :
1) Breathing (Pernapasan)
- Usahakan jalan napas lancar.
- Lakukan penghisapan lendir jika sesak.
- Posisi kepala harus baik, jangan sampai saluran napas tertekuk.
- Oksigenisasi terutama pada pasien tidak sadar.

2). Blood (Tekanan Darah)
- Usahakan otak mendapat cukup darah.
- Jangan terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada masa akut.

3). Brain (Fungsi otak)
- Atasi kejang yang timbul.
- Kurangi edema otak dan tekanan intra cranial yang tinggi.

4). Bladder (Kandung Kemih)

- Pasang katheter bila terjadi retensi urine

5). Bowel (Pencernaan)

- Defekasi supaya lancar.
- Bila tidak bisa makan per-oral pasang NGT/Sonde.

b. Menurunkan kerusakan sistemik

Dengan infark serebral terdapat kehilangan irreversible inti sentral jaringan otak. Di sekitar zona jaringan yang mati mungkin ada jaringan yang masih harus diselamatkan. Tindakan awal yang harus difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik. Tiga unsur yang paling penting untuk area tersebut adalah oksigen, glukosa dan aliran darah yang adekuat. Kadar oksigen dapat dipantau melalui gas-gas arteri dan oksigen dapat diberikan pada pasien jika ada indikasi. Hypoglikemia dapat dievaluasi dengan serangkaian pemeriksaan glukosa darah.

c. Mengendalikan Hypertensi dan Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Kontrol hypertensi, TIK dan perfusi serebral dapat membutuhkan upaya dokter maupun perawat. Perawat harus mengkaji masalah-masalah ini, mengenalinya dan memastikan bahwa tindakan medis telah dilakukan. Pasien dengan hypertensi sedang biasanya tidak ditangani secara akut. Jika tekanan darah lebih rendah setelah otak terbiasa dengan hypertensi karena perfusi yang adekuat, maka tekanan perfusi otak akan turun sejalan dengan tekanan darah. Jika tekanan darah diastolic diatas kira-kira 105 mmHg, maka tekanan tersebut harus diturunkan secara bertahap. Tindakan ini harus disesuaikan dengan efektif menggunakan nitropusid.
Jika TIK meningkat pada pasien stroke, maka hal tersebut biasanya terjadi setelah hari pertama. Meskipun ini merupakan respons alamiah otak terhadap beberapa lesi serebrovaskular, namun hal ini merusak otak. Metoda yang lazim dalam mengontrol PTIK mungkin dilakukan seperti hyperventilasi, retensi cairan, meninggikan kepala, menghindari fleksi kepala, dan rotasi kepala yang berlebihan yang dapat membahayakan aliran balik vena ke kepala. Gunakan diuretik osmotik seperti manitol dan mungkin pemberian deksamethasone meskipun penggunaannya masih merupakan kontroversial.

d. Terapi Farmakologi
Antikoagulasi dapat diberikan pada stroke non haemoragik, meskipun heparinisasi pada pasien stroke iskemik akut mempunyai potensi untuk menyebabkan komplikasi haemoragik. Heparinoid dengan berat molekul rendah (HBMR) menawarkan alternatif pada penggunaan heparin dan dapat menurunkan kecendrungan perdarahan pada penggunaannya. Jika pasien tidak mengalami stroke, sebaliknya mengalami TIA, maka dapat diberikan obat anti platelet. Obat-obat untuk mengurangi perlekatan platelet dapat diberikan dengan harapan dapat mencegah peristiwa trombotik atau embolitik di masa mendatang. Obat-obat antiplatelet merupakan kontraindikasi dalam keadaan adanya stroke hemoragi seperti pada halnya heparin.

e. Pembedahan
Beberapa tindakan pembedahan kini dilakukan untuk menangani penderita stroke. Sulit sekali untuk menentukan penderita mana yang menguntungkan untuk dibedah. Tujuan utama pembedahan adalah untuk memperbaiki aliran darah serebral.
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hypertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.   DATA
1.      Identitas klien :
Nama Pasien        : Ny. “ S “              No. RM             : 00.74.51
Umur                    : 60 tahun               Dx. Medis         : Stroke Haemoragik
Jenis Kelamin     : Perempuan             Tgl. Masuk        : 04 Mei 2010
                                               Jam Masuk        : 08.05 WIB

2.      Pengkajian :
a.                   Primary Survey
A   : - Adanya Secret
        - Adanya bunyi gurgling dan stridor
        - Lidah jatuh kebelakang

B   : - RR : 12x/i
        - Adanya sianosis
        - Akral dingin

C   : - TTV
           TD : 240/100 mmHg  N : 68 x/i

D   : - Tingkat Kesadaran : Soporo Coma
          GCS à 6
E : 1     M : 3                V : 2
       



                                  
b.      Secundary Survey            
E     :
-             Keluhan Utama :
Klien dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran setelah jatuh dari kamar mandi.
-             Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga klien mengatakan klien jatuh dari kamar mandi kemudian kesadaran klien menurun.
-          Riwayat Penyakit dahulu :
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi

3.      Diagnosa Keperawatan
1.      Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan terganggunya aliran darah serebral
Tujuan                         : - Penurunan serebral dapat teratasi
Kriteria Hasil               : - Klien mengalami peningkatan perfusi jaringan
-          Syncope berkurang atau hilang
-          Status mental membaik
-          Reaksi terhadap cahaya normal
Intervensi :
-          Atur posisi klien
-          Lakukan pemasangan OFA
-          Lakukan suction
-          Pemberian 02 melalui masker kanul sesuai indikasi
-          Pemasangan Infus
-          Pemasangan Kateter
-          Observasi TTV
-          Kaji tingkat kesadaran
-          Pemeriksaan Head to toe
-          Lakukan pemeriksaan AGD=Sat 02
-          Lakukan pemeriksaan CT SCAN
-          Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi

Implementasi :
-          Mengatur posisi klien Head up 30
-          Lakukan bersihan jalan nafas dengan cara
·            Melakukan pemasanagn OFA
·            Melakukan suction
-          Melakukan pemasangan 02 7 L/I dengan menggunakan masker kanul
-          Melakukan pemasangan infus Asering
-          Melakukan pemasangan kateter
-          Melakukan observasi TTV
      TD : 240/100 mmHg                     N : 68 x/i         RR : 12x/i
-          Mengkaji tingkat kesadaran
GCS à E : 1               M : 3                V : 2
-          Terapy :
·            Inj Ranitidin 1 Amp
·            Inj Paracetamol 1 Amp 1gr
·            Inj Furosemid 1 Amp
·            Inj Citocolin 1 Amp

Evaluasi :
Jam 08.07 wib
A   : - Secret berkurang
B   : - RR : 12x/i
C   : - TTV à TD : 240/100 mmHg              N : 68x/i
D   : - GCS à E : 1    M : 3                V : 2
Klien langsung dipindahkan ke ICU






BAB IV
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Stroke Haemoragic yaitu suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk.

B.   SARAN
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengerti cara pembuatan Askep tentang KGD Dengan Stroke Haemoragic.